-->

Term Mukhalafat at-Tsiqat (Mudraj, Maqlub, Mudlhtharib, Mushahhaf)

بسم الله الرحمن الرحيم

Mukhalafat at-Tsiqat

Apabila penyebab cacatnya rawi adalah berbeda dengan rawi tsiqah, maka muncul lima cabang ilmu Hadis, yaitu: Hadis mudraj, Hadis maqlub, al-mazid fi muttashil al-asanid, Hadis mudltharib dan Hadis mushahhaf.
a. jika perbedaan periwayatan itu merubah susunan sanad, atau masuknya hadis mauquf pada hadis yang marfu', ini dinamakan dengan mudraj.
b. jika perbedaan periwayatan itu dengan mengedepankan atau mengakhirkan kata/kalimat, ini dinamakan dengan maqlub.
c. jika perbedaan periwayatan dengan menambah lagi rawi (pada sanad), ini dinamakan al-mazid fi muttashil al-asanid.
d. jika menyelisihinya itu dengan mengganti seorang rawi dengan rawi lain,atau terdapat pertentangan pada matannya dan tidak bisa ditarjih, ini dinamakan dengan mudltharib.
e. jika perbedaan periwayatan itu dengan merubah lafadz, sementara susunan kalimatnya tidak berubah, ini dinamakan musahhaf.


Hadis Mudraj

Menurut bahasa mudraj merupakan isim maf'ul dari kata adrajt, yang berarti aku memasukkan sesuatu pada sesuatu yang lain. Adapun menurut istilah adalah Hadis yang dirubah susunan sanadnya , atau matannya dimasuki sesuatu yang bukan menjadi bagiannya tanpa pemisah.
Jenis-jenis Hadis Mudraj. Hadis mudraj itu terdiri dari dua macam: mudraj isnad dan mudraj matan.

a. Mudraj isnad.
1. Defenisinya: Hadis yang dirubah susunan sanadnya.
2. Bentuknya: seorang rawi menyusun suatu sanad dan memasukkan sanad/perawi lain, lalu si rawi mengucapkan kata-kata yang merupakan pernyataannya sendiri; tetapi sebagian orang yang mendengarnya menduga bahwa pernyataannya itu merupakan matan Hadis. Kemudian hal itu diriwayatkan dalam bentuk seperti itu dari dirinya.
Contohnya:
من كثر ت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار
"Siapa saja memperbanyak shalatnya di malam hari, maka pada siang hari wajahnya menjadi indah"
Kisahnya bermula ketika Tsabit bin Musa masuk ke (ruangan) Syarik bin Abdullah al-Qadli, sementara Syarik tengah mendiktekan sesuatu, dan berkata: Telah bercerita kepada kami al-A'masyi dari Abu Sufyan dari Jabir yang berkata: "Rasulullah saw bersabda ......'lalu ia terdiam agar si penulis mencatatnya. Tatkala ia (syarik) melihat Tsabit ia (syarik) berkata: 'siapa saja memperbanyak shalat di malam hari, maka pada siang hari wajahnya menjadi indah'. Hal itu ditujukan kepada Tsabit karena kezuhudan sikap kewara'nya, namun Tsabit mengira bahwa hal itu merupakan matan hadis. Lalu ia pun menceritakannya.

b. Mudraj matan.
1. Definisinya: Hadis yang matannya dimasuki sesuatu yang bukan menjadi bagiannya, tanpa pemisah.
2. Jenis ada tiga macam:
a. Idrajnya dilakukan pada bagian awal (matan) hadis. Kasus ini sangat sedikit akan tetapi kasus ini lebih banyak terjadinya jika dibandingkan idraj di tengah matan (Hadis).
b. Idrajnya dilakukan pada bagian tengah Hadis. Ini lebih sedikit dari idraj di awal hadis.
c. Idrajnya dilakukan pada bagian akhir hadis. Ini yang paling banyak.

Idraj dilakukan karena adanya tuntutan yang bermacam-macam, yang populer di antaranya:
a.       untuk menjelaskan hukum syara'.
b.      melakukan istinbath hukum syariat dari hadis tersebut sebelum hadisnya sempurna (diucapkan atau ditulis).
c.       untuk menjelaskan lafadz-lafadz yang asing dalam hadis.
Bagaimana Mengetahui Hadis Mudraj.
Hadis mudraj bisa diketahui melalui beberapa hal:
a.       hadisnya terpisah dengan riwayat lain (berbeda dengan riwayat lain).
b.adanya penetapan terhadap Hadis tersebut dari sebagian imam dan pakar.
c. pengakuan rawi itu sendiri bahwa ia telah menyusupkan perkataan.
d. kemustahilan bahwa hal itu merupakan ucapan rasulullah saw.
Hukum Hadis Mudraj.
Menurut kesepakatan ulama dari kalangan ahli hadis,fuqaha, dan selain mereka, idraj itu tidak boleh dilakukan. Pengecualiannya hanya untuk menafsirkan lafadz-lafadz hadis yang asing, hal ini tidak dilarang, karena itu az-Zuhri dan imam-imam lain telah melakukannya.
Kitab yang memuat hadis mudraj/membahas hadis mudraj :
a.       Al-Fashlu li al-Washli al-Mudraj fi an-Naqli,karya al-Khatib al-Baghdadi.
b.      Taqrib al-Manhaj bi tartib al-Mudraj,karya Ibnu Hajar. 


Hadis Maqlub

Hadis maqlub menurut bahasa merupakan isim maf'ul dari kata al-qalbu, yang berarti memalingkan sesuatu dari arahnya. Adapun menurut istilah adalah:
هو ما وقعت المخالفة فيه بالتقديم وبالتأخير.
Hadis yang terjadi mukhalafah (menyalahi Hadis lain), disebabkan mendahulukan dan mengakhirkan.
Tukar – menukar yang dikarenakan mendahulukan sesuatu pada satu tempat dan mengakhirkannya pada tempat lain, adakalanya terjadi pada matan Hadis dan adakalanya pada sanad Hadis.
Contoh tukar-menukar yang terjadi pada matan, ialah hadis muslim dari abu hurairah r.a :
..... ورجل تصدق بصدقة اخفاها حتى لا تعلم يمينه ما تنفق شماله
" ... dan seorang yang bersedekah dengan suatu sedekah yang disembunyikan, hingga tangan kanannya tak mengetahui apa-apa yang telah dibelanjakan oleh tangan kirinya."
Dalam matan Hadis ini terjadi pemutar-balikan dengan hadis riwayat Imam al-Bukhari atau riwayat Muslim sendiri, pada tempat lain,yang berbunyi:
حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
Hingga tangan kirinya tak mengetahui apa-apa yang dibelanjakan tangan kanannya.
Tukar menukat pada sanad dapat terjadi, misalnya rawi Ka'ab bin Murrah tertukar dengan Murrah bin Ka'ab dan Muslim bin Wahid, tertukar dengan Wahid bin Muslim.
Hukum memutarbalikkan rawi in:i
a.jika penukarannya dimaksudkan untuk mengasingkan,maka tidak boleh.
b.jika penukarannya dimaksudkan untuk menguji,maka dibolehkan.
c.jika penukarannya karena kekeliruan atau lupa,maka pelakunya sudah udzir dengan kekliruannya itu.

Hadis Mudltharrib

Hadis mudltharib ialah:
هو ما وقعت المخالفة فيه بالابدال على وجه يحصل فيه التدافع مع عدم تصور المرجح
"Hadis yang mukhalafahnya (menyalahi Hadis lain), terjadi dengan pergantian pada satu segiyang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan."
Dengan demikian ini, berarti bahwa Hadis mudltharrib itu adalah sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi dengan beberapa jalan yang berbeda-beda, yang tidak mungkin dapat dikumpulkan atau ditarjihkan.
Sebagaimana idraj, ada yanng terjadi pada sanad dan ada yang pada matan, demikian juga idtharab ini, adakalanya terjadi pada sanad dan adakalanya pada matan.
Contoh Hadis mudhtharib pada matan, seperti Hadis:
عن أنس رضي الله عنه قال ان النبي صلى الله عليه وسلم وابا بكروعمر فكانوا يفتحون القراءة بالحمد لله رب العالمين.
"Dari Anas r.a mengabarkan bahwa Rosulullah saw.,abu bakar dan umar r.a konon sama memulai bacaan sholat dengan bacaan Al-Hamdulillahirabbil 'alamin."
Menurut Al-Hafidz Ibnu 'A bdil barr, bahwa Hadis basmalah tersebut banyak, dengan lafadz yang berbeda-beda dan saling dapat bertahan, yakni tidak dapat ditarjihkan maupun dikompromikan.Antara lain Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasa'i, Ibnu Khuzaimah yang juga bersumber kepada Anas r.a, dengan rangkaian kalimat:
فكانوا لايجهرون ببسم الله الرحمن الحيم
"Mereka sama tidak mengeraskan bacaan bismillahrahmanrrahim."

Di samping itu ada juga beberapa rawi yang meriwayatkan, bahwa para sahabat sama membaca basmalah dengan keras, ujarnya:
فكانوايجهرون ببسم الله الرحمن الحيم
"Mereka sama mengeraskan bacaan bimillahirahmanirohim"
Dengan demikian, Hadis tersebut adalah Hadis mudlhtharib,  tidak dapat dibuat hujjah oleh siapapun.
Menurut imam ibnu hajar, pengarang An-Nuzhatun Nadzhar(syarah Nukhbatul fikr), bahwa idhthirab pada matan itu, sedikit sekali terjadi tanpa idhtirab pada sanad.
Contoh Hadis mudhtharib pada sanad, ialah Hadis Abu Bakar r.a yang menanyakan kepada rosulullah saw apa yang menyebabkan beliau beruban. Katanya :
يا رسول الله أراك شبت ؟ قال (شيبتني هود وأخواتها)
"Ya Rosulullah, aku perhatikan engkau telah beruban! Jawab Rosulullah saw : yang menyebabkan aku beruban adalah surat hud dan saudara-saudaranya (surat Al-Waqiah, Al- Haqqah, At-Takwir dan Al-Ma'arij).
Menurut ad-Daruqutniy bahwa Hadis tersebut adalah mudhtharib sebab Hadis itu hanya melalui jalan (sanad) dari ibnu Ishaq, dan dari jalan itu juga terdapat banyak perbedaan sampai kurang lebih sepuluh macam perbedaan. Antara lain,Hadis itu diriwayatkan dengan mursal, sementara ada yang meriwayatkannya dengan muttashil.
Juga para ulama, ada yang mempertengkarkan sanadnya. Sebagian mengatakan,Hadis itu berasal dari Ikrimah dari Abu Bakar, sebagian mengatakan dari Ibnu Juhaifah dari Abu Bakar, sebagian lagi mengatakan dari Abu Maisarah dari Abu Bakar, dan ada yang meriwayatkan dari Alqamah dari Abu Bakar. Rawi-rawi ini menurut Ibnu Hajar, adalah orang-orang tsiqah yang tidak mungkin ditarjihkan salah satunya.
Hadis Mudhtharib itu ditetapkan dhaif berdasarkan kepada galibnya dan kebanyakan. Oleh karena itu, tidak mustahil ada hadis mudhtharib yang shahih atau hasan. Seperti yang terdapat pada shahihain. Hadis shahihun (hasanun) mudhtharibun ini umumnya terjadi dalam perselisihan tentang soal nama rowi, sedang sifat orangnya tetap tsiqah.

Hadis Mushahhaf

Mushahhaf dalam bahasa adalah isim maf’ul dari at-tashhif yang berarti kekeliruan pada halaman,. Dari itu kemudian terdapat kata ashshahafiyu yang berarti orang yang keliru membaca halaman, kemudian sebagian lafadz jadi berubah disebabkan kekeliruan membacanya. Sedangkan dalam Istilah, Hadis Mushahhaf adalah berubahnya kata di dalam Hadis dengan kata selain yang diriwayatkan oleh rawi tsiqh, baik lafadznya maupun maknanya.
Ulama membagi Hadis Mushahhaf menjadi tiga kategori sebagai berikut:
1. Dilihat dari sisi tempatnya, dibagi menmjadi dua bagian:
a. Tashhif pada sanad, contohnya adalah hadis syu’bah dari al-‘awwam bin Murajim, Ibnu Ma’in keliru dan merubahnya seraya berkata, dari al-‘awwam bin muzahim.
b. Tashhif pada matan, contohnya adalah Hadis zaid bin Tsabit bahwa nabi SAW Ihtajara fi al-masjid …..(menahannya di masjid), dalam periwayatannya ibnu Lahimah keliru dan merubahnya, Ihtajama fi al-masjid ( berbekam di masjid).
2. Dilihat dari sisi keadaannya, terbagi menjadi dua:
a. Tashhif penglihatan, -Kasus seperti ini paling banyak terjadi- yakni kaburnya tulisan dimata pembacanya, baik karena kurang bagusnya tulisan atau kekurangan titik.
Sebagai contoh adalah: kekeliruan Abu bakar As-Shuli dalam membaca, ia membaca hadis;
من صام رمضان وأتبعه ستا من شوال
Dengan bacaan;
من صام رمضان وأتبعه شيئا من شوال
Yakni kata "sittan" dibaca "syai an.

b. Tashhif pendengaran, yaitu kaburnya pendengaran, baik disebabkan jauhnya si pendngar dari sumber suara atau karena penyebab lain. Contoh: hadis riwayat ‘ashim al-ahwal yang didengar oleh sebagian orang sebagai Hadis riwayat Washil al-Ahdzab.
3. Dilihat dari sisi lafadz atau maknanya, terbagi menjadi dua:
a. Tashhif pada lafadz, contohnya sama dengan contoh-ontoh sebelumnya.
b. Tashhif pada makna, yaitu rawi mushahhif menuturkan lafadz Hadis sesuai dengan keadaannya, akan tetapi ia menafsirkan Hadis tersebut dengan penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud hadis tersebut, contoh; perkataan Abu Musa al-‘Anazi:

نحن قوم لنا شرف نحن من عنزة صلى الينا رسول الله صلى الله عليه و سلم
Kami adalah kaum yang memiliki kemuliaan, dan kami juga memiliki anazah (tombak), Rasulullah saw. Shalat menghadap kepada kami.
Ia (rawi) mengira bahwa maksud dari Hadis tersebut adalah, Nabi shalat bagi kabilah anazah. Padahal yang dimaksud anazah disini adalah tombak yang ditancapkan di hadapan orang yang sholat.
Sementara Ibnu Hajar membagi Hadis Mushahhaf dengan pembagian yang berbeda, yakni: Al-Muharraf; jika perubahannya pada bentuk huruf, Sementara tulisannya tetap.

LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Al Quran (19) Tafsir (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas