-->

MERAIH HIDUP BERKAH DENGAN ISTIQAMAH Vol. II

بسم الله الرحمن الرحيم
     Jika selama bulan Ramadhan kita dilatih untuk senantiasa mengisi hari-hari kita dengan berbagai bentuk ibadah kepada Allah swt, kita juga dianjurkan untuk memakmurkan masjid, mengajak orang untuk berbuat baik, memberi makan berbuka, berinfak, menghidupkan malam dengan melaksanakan shalat tarawih, tadarus, i’tikaf dan lain sebagainya. Maka kita simpulkan bahwa sesungguhnya ramadhan adalah bulan pelatihan istiqamah, istiqamah untuk sepanjang kehidupan kita.
Orang yang berhasil adalah orang dapat mempertahankan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah dalam seluruh kehidupannya sepanjang tahun. Alangkah indahnya ketika kita selalu konsisten untuk beribadah kepada Allah, menjadi pribadi-pribadi yang lebih taat dan kemudian kita pertahankan hingga datangnya ajal.
Orang yang istiqamah akan hidup tenang, damai, taat kepada Allah, tidak menyakiti orang lain, bersabar ketika disakiti orang lain, selalu berperan serta dalam melakukan perbaikan-perbaikan di tengah-tengah masyarakat dan membimbing orang yang sesat ke jalan yang benar. Orang yang istiqamah tidak mudah terprovokasi dan selalu bertawakal kepada Allah swt terhadap segala yang menimpanya dan senantiasa meneladani orang-orang shaleh.  Allah swt berfirman: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal" (QS. At-Taubah, 51).
Istiqamah adalah suatu keharusan bagi setiap individu dalam bermasyarakat dan bernegara, terlebih bagi para pemimpinya. Imam Ahmad ar-Rifa’i pernah berkata:“Istiqamahkan dirimu, maka orang lain akan menjadi istiqamah karenamu, karena bagaimana mungkin bayangan sebuah benda akan lurus jika bendanya bengkok.”
Oleh karenanya, sebuah komunitas, perkumpulan atau institusi apapun yang berharap baik dan merindukan kesuksesan haruslah dimulai dari istiqamah pemimpinnya. Jika pemimpin dan yang dipimin istiqamah, guru dan murid istiqamah, suami dan istri istiqamah, orang tua dan anak istiqamah, direktur dan karyawan istiqamah, pejabat dan rakyat istiqamah dan seluruh lapisan masyarakat di semua bidang dan lini istiqamah, maka kebaikan akan merata, kedamaian dan keharmonisan akan tercipta dan kesejahteraan-pun akan terwujud di tengah-tengah masyarakat kita.
Kehidupan kita di dunia ini adalah nikmat yang wajib disyukuri dengan   berupaya meraih kebaikan dunia dan akhirat.  Kita  diberi  amanah  nikmat  waktu agar kita beramal tanpa ditunda-tunda lagi, tanpa kebingungan dan kehilangan arah. Hari-hari kita hidup di dunia ini itulah umur kita, orang yang tidak memanfaatkan umurnya, maka umur itu yang akan melindasnya tanpa ia bisa meraih apapun dari kehidupan yang fana ini.
Al-Hasan al Bashri mengatakan: “Wahai manusia, engkau tidak lain adalah hari-hari yang terus berjalan, setiap lewat satu hari, maka lewat pula sebagian dari dirimu”. Bahkan al Khalil ibn Ahmad al Farahidi sangat menyayangkan waktu yang berlalu begitu saja hanya untuk makan. Ia mengatakan: “Waktu yang sangat aku sayangkan pergi begitu saja adalah waktu saat aku makan.
Gambaran kehidupan ini hendak mengingatkan agar kita senantiasa memanfaatkan umur yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, usia yang masing-masing kita punyai pasti akan menghadapi tantangan zaman dan selera kehidupan yang menggoda haruslah kita pergunakan secara optimal untuk memperbanyak bekal guna meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Suatu saat Lukman Al Hakim pernah memberikan Taushiyah kepada putranya: “Wahai anakku, sesunguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, oleh karenanya, jadikanlah taqwa kepada Allah swt sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakkal sebagai layarnya niscaya engkau akan selamat sampai tujuan.”
Beristiqamahlah, tetaplah dalam keimanan, jagalah iman ini dari hal-hal yang dapat merusak dan memutuskannya, konsistenlah dalam ketaatan kepada Allah, karena ketaatan adalah cahaya di alam kubur, penyelamat di atas shirat dan keberuntungan di hari kebangkitan. Semoga Allah swt berkenan mencurahkan hidayah dan ma’unah-Nya kepada bangsa Indonesia serta umat Islam pada umumnya untuk senantiasa mengamalkan syariat-Nya dan menghidupkan sunnah Rasul-Nya dan semoga momentum ini benar-benar mampu mengantarkan tatanan kehidupan masyarakat kita yang berlandaskan nilai-nilai agama, akhlak karimah, kebersamaan dan kasih sayang guna terwujudnya masyarakat Indonesia yang berharkat dan bermartabat, sejahtera dan berperadaban. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Amin ya mujibas saa-iliin.  Wallahu muwaffiq.


ISTIQAMAH BERBUAH LIMPAHAN BERKAH
 

LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Tafsir (20) Al Quran (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas