Profesor KH Ali Mustafa Yaqub MA adalah seorang pakar hadis yang berusaha menyempurnakan pemahaman hadis di masyarakat Indonesia. Ia adalah lulusan Universitas King Saud di Arab Saudi dan telah menerbitkan buku, termasuk "Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan."
Ia berpendapat bahwa Nabi Muhammad hanya membagi Ramadhan menjadi dua bagian, bukan tiga, dan aktivitas ibadah yang meningkat selama 10 hari terakhir Ramadhan terutama karena kemungkinan adanya Lailatul Qadar. Ia juga menyebutkan tiga ciri khas Nabi dalam 10 hari terakhir: membangunkan keluarganya untuk beribadah di masjid, tidak mengumpulkan istri-istri lagi, dan mengisi setiap malam dengan ibadah di masjid.
Ali Mustafa merasa penting untuk memperbaiki pemahaman yang salah tentang hadis di masyarakat. Ia menilai bahwa orang Indonesia cenderung mengutamakan ibadah individu seperti umrah berkali-kali, sementara Rasulullah lebih memprioritaskan ibadah sosial.
Untuk memperkaya pemahaman tentang hadis, Ali Mustafa berusaha melalui menulis buku dan memimpin lembaga pendidikan tinggi ilmu hadis. Ia percaya bahwa menulis adalah cara yang efektif untuk menyebarkan ilmu, dan ia bersyukur banyak orang yang terinspirasi oleh upayanya dan mulai menulis buku sendiri.
Ali Mustafa juga mengkritik tren umrah yang terus meningkat di Indonesia, terutama umrah Ramadhan, dan ia merasa perlu memperbaiki pemahaman ini. Ia menekankan bahwa ada ibadah yang lebih murah dan memberikan pahala seperti haji dan umrah, seperti shalat Subuh berjamaah diikuti dengan dzikir.
Mengenai puasa dalam Ramadhan, Ali Mustafa menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak mengada-adakan dalam makanan sahur atau berbuka. Rasulullah berpuasa dengan kesederhanaan, bahkan dalam puasa sunnah.
Secara keseluruhan, Ali Mustafa berusaha untuk memperbaiki pemahaman dan praktik keagamaan dalam masyarakat Indonesia berdasarkan ajaran Rasulullah dan hadis yang sahih.
القرأن حجة لنا
Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel
murajaah
Literature Review
fikih
(184)
Tasawwuf
(122)
Local Wisdom
(59)
hadis
(51)
Tauhid
(45)
Ilmu Hadis
(28)
Bahasa Arab
(25)
Kebangsaan
(23)
Moderasi Beragama
(22)
Biografi
(20)
Tafsir
(20)
Al Quran
(19)
ilmu tafsir
(2)
Dendam
Total Tayangan Halaman
HEAD
kongko bareng emte
- s.id/mtaufiqh
- belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas