-->

Arsitektur Islam Vol. I

بسم الله الرحمن الرحيم
Allah swt mengutus Nabi Muhammad dan Nabi-nabi sebelumnya bagaikan arsitek-arsitek yang sedang membangun sebuah bangunan dengan arsitektur yang sangat sangat indah dan megah dan konstruksi dan fondasi yang sangat kuat, para arsitek satu sama lain saling melengkapi dan menyempurnakan. Bangunan yang kuat dan sangat indah itu masih menyisakan satu bata yang belum terpasang. Orang yang melihat sangat kagum akan keindahan bangunan tersebut, akan tetapi mereka sangat menyayangkan adanya satu bata yang belum terpasang. Batu bata tersebut adalah Nabi Muhammad saw, sehingga bangunan tersebut menjadi sempurna dan benar-benar indah setelah dipasang satu bata tersebut.
Bangunan itu adalah bangunan kenabian, tatkala Allah swt menciptakan Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir, sebagai penyempurna bangunan kenabian tersebut maka tidak ada lagi Nabi setelahnya. Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Sunan at-Tirmidzi dan Musnad Ahmad, Rasulullah saw bersabda:
عن أبيّ بن كعب رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “مثلي في النبيين كمثل رجل بنى دارًا فأحسنها وأكملها، وترك فيها موضع لَبنة لم يَضَعها، فجعل الناس يطوفون بالبنيان ويعجبون منه، ويقولون: لو تمَّ موضع هذه اللبنة؟ فأنا في النبيين موضع تلك اللبنة.” رواه أحمد والترمذي وقال حسن صحيح
Artinya: Dari Ubay bin Ka’ab ra dari Nabi saw, beliau bersabda, “Perumpamaanku di tengah para nabi-nabi seperti seorang laki-laki membangun rumah. Maka ia membaguskan dan menyenpurnakanny. Dan ia tinggalkan satu bata belum dipasangnya. Lalu manusia mengelilingi bangunan tersebut dan mereka kagum darinya. Dan mereka berkata: (alangkah indahnya) seandainya dipasang sempurna satu bata ini!. Maka aku diantara para nabi (adalah penutup) tempat bata tersebut.”
Dalam riwayat Shahih al-Bukhari bab Muhammad Khatamun Nabiyyin Rasulullah saw menambahkan:
 وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ
Artinya :  dan aku adalah penutup para nabi.” [HR. Shahih Muslim]
Dan dalam riwayat Muslim lebih terperinci lagi Rasulullah menambahkan,
غَيْرَ أَنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
Hanya saja (bedanya) tidak ada kenabian sesudahku.
Oleh karenanya, kita bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir, penutup para Nabi dan tidak ada Nabi lagi setelahnya. Maka siapa saja yang berkeyakinan  ada Nabi sesudah beliau saw berarti dia telah mendustakan dan menghianati Allah swt dan RasulNya, maka konsekuensi dari perbuatan tersebut adalah dia telah dihukumi keluar dari Islam. Allah swt berfirman,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (QS. Al-Ahzab: 40)
Dengan lahirnya Nabi besar Muhammad saw maka pembangunan agama Allah swt selesai, agama Islam ini dibangun oleh beberapa arsitek diantaranya 25 Nabi yang wajib kita ketahui. Pembangunannya dimulai oleh Nabi Adam as kemudian disempurnakan oleh para nabi-nabi setelahnya. Bangunan ini didasari pondasi tauhid, Nabi Adam as mengajak umatnya beriman kepada Allah sang pencipta langit dan bumi, Nabi Adam as mengajak umatnya bersujud kepada Allah bukan bersujud kepada Nabi Adam as dan Nabi Adam bersama ummatnya sujud kepada Allah swt bukan sujud kepada Nabi Adam as.
Kemudian Allah swt mengutus Nabi Idris as, Nabi Idris pun ajakannya sama, yaitu menyeru umatnya untuk beriman kepada Allah swt, mengajak umatnya bersujud kepada Allah bukan bersujud kepada Nabi Idris dan Nabi Idris bersama ummatnya sujud kepada Allah swt bukan sujud kepada Nabi Idris. Begitupun Nabi Isa as seruannya sama, beliau mengajak umatnya beriman dan bersujud kepada Allah bukan bersujud kepada Nabi Isa as dan beliau bersama umatnya sujud kepada Allah bukan sujud kepada Nabi Isa, begitulah nabi-nabi seterusnya menyeru ummatnya kepada tauhid, sampai Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw, beliau tidak  membawa agama baru, karena beliaupun seruannya sama yaitu mengajak umatnya beriman kepada Allah swt, sujud kepada Allah swt bukan sujud kepada Nabi Muhammad saw.
Adapun yang berbeda di antara para nabi itu adalah syariatnya. Syariat Islam itu diturunkan oleh Allah swt sesuai kebutuhan dan perkembangan manusianya. Pada zaman Nabi Adam as, Allah tidak menciptakan undang-undang (syariat) mencuri, karena pada zaman itu belum ada orang, oleh demikian di zaman itu tidak ada yang mencuri, yang ada adalah Nabi Adam dan Siti Hawa serta keluarganya, zaman tersebut tanah belum ada yang memiliki, jangankan kavelingan tanah, negara atau benuapun belum ada, oleh karenanya pada zaman tersebut belum disyariatkan hukum pencurian.
Syariat itu dikembangkan dan semakin sempurna. Allah menurunkan syariat ini untuk mengatur simpang-siurnya kepentingan umat manusia, karena kepentingan manusia itu banyak dan bermacam-macam, jika simpang siurnya kepentingan manusia itu tidak diatur oleh syariat Allah swt, maka akan terjadi tabrakan kepentingan dan tabrakan kepentingan akan berakibat kerusakan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan tindakan-tindakan yang merugikan lainnya, jadi Allah swt menurunkan syariat untuk mengatur lalu lintas kepentingan manusia agar hidup tenteram, aman; damai, tidak terdapat kekacauan, dan tenang.
Bagaikan para pengemudi yang berada di jalan raya, mereka semua perlu menggunakan jalan raya, oleh karenanya polisi mesti membuat lampu lalu lintas supaya tidak terjadi tabrakan lalu lintas. Begitulah perumpamaan syariat Islam, ia diciptakan Allah swt untuk mengatur seluruh lalu lintas kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat dan semestinya manusia mengikuti peraturan Allah swt ini namun, kebanyakan mereka melanggar aturan Allah swt sehingga terjadi banyak tabrakan kepentingan yang mengakibatkan kerusakan, bencana, kesengsaraan hingga kematian.
LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Tafsir (20) Al Quran (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas