-->

Stabilisasi Iman Vol. II

بسم الله الرحمن الرحيم
 فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Allah berfirman: Maka boleh Jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan Dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu. (QS: HUD[11]:12)
Pada ayat-ayat sebelumnya Allah swt menjelaskan tentang perbedaan sifat orang kafir dan mukmin yaitu: “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah Dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga, Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS. HUD[11]: 9-10-11)
Dalam kitab Tafsir al-Wasît karya Muhammad Sayyid Tantowi, beliau menukil apa yang dikatakan al-Fahrurozi, bahwa Ibnu Abbas ra meriwayatkan tentang asbab nuzulnya ayat ini yaitu; para petinggi kota Mekah berkata kepada Nabi Muhammad saw : wahai Muhammad jadikan gunung-gunung di Mekah ini menjadi emas bagi kami, jika memang engkau ini benar-benar utusan Allah, lalu petinggi dan pembesar suku di mekah yang lainnya berkata; datangkan kepada kami Malaikat-Malaikat yang menyaksikan kenabianmu. Nabi Muhammad tidak kuasa untuk mendatangkan hal yang demikian, kecuali atas izin Allah swt, tak lama kemudian turunlah ayat ini.
Lafal lalla (لعلّ) dalam ayat tersebut ditafsirkan oleh al-Alusi littaraji (للترجى) hal yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu dan belum pasti. Al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah استفهام في معرض النهي yaitu huruf istifham yang melahirkan larangan, penafsiran tersebut didukung oleh mufassir kontemporer As-Sya’rawi.
Adapun kata تارك adalah isim fail dari kata taraka (ترك) yang mempunyai makna meninggalkan. kemudian kata ضائق adalah isim fail dari daaqa (ضاق) yang berarti sempit. Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud sempit di sini adalah sempit hatinya, Ibrahim al-Qattan menafsiri makna tersesebut dengan “rasa sedih dan gundah gulana pada diri Rasul saw.” Kedudukannya daa’iq (ضائق) ma’tuf kepada taraka (تارك). Artinya adalah bahwa, bisa jadi Rasulullah akan meninggagalkan sebagian yang diwahyukan kepadanya dari al-Quran -yang di dalamnya cemohan bagi orang-orang kafir dan peringatan akan siksa-Nya yang pedih dan tasfih (pembodohan) bagi akal mereka disebabkan sirik kepada-Nya dan penyembahan kepada selain-Nya-.
 Dalam tataran i’rab kalimat أَن يَقُولُواْ dalam posisi nasb maful li ajlih, yang berarti Rasulullah melakukan hal itu karena kekhawatirannya terhadap mereka (orang-orang kafir) akan berkata "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan Dia seorang malaikat?." Adapun arti kanz (كنز) secara maknawi berarti harta yang karun yang berada di perut bumi, secara umum kanz berarti harta yang banyak yang berada di seluruh penjuru dunia baik berbentuk materi maupun yang lainnya.
Adapun yang dimaksud inzal dari kalimat (لولا أنزل) di sini berarti Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan, mereka memaksa meminta harta yang banyak untuk meraih kekayaan melalui tangan Rasulullah saw dan menjadikan hidup mereka makmur sebagai pengganti bagi mereka yang miskin. Mengomentari ayat ini Ahli tafsir kenamaan yang diakui oleh para ulama sebagai Rois al-Mufassirin yaitu Abu Ja’far at-Thobari berkata dalam tafsirnya; Allah swt mengingatkan Rasulnya Muhammad saw; wahai Muhammad engkau akan meninggalkan sebagian yang telah diwahyukan Tuhanmu untuk disampaikan (kepada umatmu), dan hatimu akan merasa sempit karena wahyu (perintah-Ku), lalu kau akan berhenti menyampaikannya karena khawatir mereka akan mengatakan; "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan Dia seorang malaikat yang bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.
Allah swt mengingatkan Rasulullah saw untuk menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya, dalam ayat kelanjutannya Allah berfirman: “sesungguhnya engkau adalah pemberi peringatan akan siksaku bagi orang-orang yang kafir kepadaku, dan tidaklah bagimu kecuali hanya menyampaikan dan memberi kabar: pada ayat lain Allah swt berfirman “wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (QS. al-Maidah [05]:67).
والله على كل شيء وكيل dan Allah yang mengurus dan memelihara segalanya.” Dari ayat ini dapat diambil makna, hikmah dan pelajaran bahwa, jelaslah bagi uamat Islam apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap Rasulullah saw, dari ketidakpercayaan kepadanya, olok-olok mereka terhadapnya, menolak risalahnya, permintaan (harta kekayaan dan lain sebagainya) secara tidak rasional. Hal ini, tidak lain dalam rangka meberhentikan perjuangan dakwah Rasulullah saw agar meninggalkan risalah yang telah diwahyukan dan menjadikan hati Rasulullah sempit dan gundah gulana dibuatnya. Namun Allah swt adalah penolongnya, ia berkehendak lain dan tidak ada yang dapat menghalanginya jika Dia berkehandak maka pastilah terjadi , Allah swt menjadikan hati Rasulullah swt tetap stabil dalam memperjuangkan risalahNya, Allah dan para malaikat yang membantu dakwah beliau dan menjaganya.
Dalam ayat ini Allah swt menta’birkan perasaan Rasul saw dengan isim fail ضائق tidak dengan sifat musabahahضيق” karena menjaga muqobalah (keseimbangan) dari fkata sebelimnyaتارك” dan sebagai isyarah bahwa kesempitan hati dan gundah gulana Rasulullah adalah hanya pada waktu tertentu dan tidak selamanya (bukan sifat mulazamah), karena isim fail menandakan hudus dan inqito (pekerjaan baru dan terhenti) berbeda dengan sifat musyabbahah yang menandakan as-sabat dan addawam (tetap dan terus menerus). Maka, kekawatiran Rasulullah saw tidak selamanya bahkan, hanya sebentar saja.
Kemudian Allah berfirman dalam ayat ini tentang sifat indar yang disandarkan kepada tugas kerasulan Nabi Muahammad saw, dengan kata innama anta nadzir, yang artinya bahwa Rasulullah saw adalah hanya sebagai pemberi peringatan akan siksa Allah kepada orang-orang kafir, dan mereka yang telah melewati batas yang telah diisyaratkan Rasulullah saw, sebab hidayah hanya Allah yang akan memberikannya. Diteruskan dengan firman-Nya: والله على كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ, Allah swt menguatkan agar Rasulullah tetap stabil diatas dakwanya yang maknanya kurang lebih yaitu: berjalanlah tetap dalam dakwahmu wahai Rasulullah sekalipun mereka berusaha menjadikan hatimu sempit karena sesungguhnya Allah swt melindungi keadaanmu dan keadaan para pengikutmu dan akan memberi balasan yang amat pedih bagi mereka yang tidak mengikutimu.
Ayat ini turun di masa Rasulullah sedang berkabung akan wafatnya dua manusia yang besar jasanya dalam menolong dakwah beliau yaitu wafat pamannya Abu Thalib dan istrinya Sayyidah Khadijah ra. Masa ini adalah masa yang sangat berat yang mengiringi perjuangan Rasulullah saw, di samping meninggalnya dua orang yang dicintainya itu dan makin kuatnya tantangan orang-orang kafir menghadang bahkan memerangi perjalanan dakwah Rasullullah.
Dalam al-Quran terdapat ayat lain yang senada dengan ayat ini yaitu QS. al-Furqon (25:7) :
وَقَالُواْ مَالِ هذا الرسول يَأْكُلُ الطعام وَيَمْشِي فِي الأسواق لولا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيراً . أَوْ يلقى إِلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا....
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang Malaikat agar Malaikat itu memberikan peringatan bersama- sama dengan dia?,
Orang-orang kafir mengatakan bahwa al-Quran yang dibawa Muhammad adalah di buat-buat oleh dirinya sendiri, Allah menantang mereka dengan meminta sepuluh surat yang menyamai surat-surat dalam al-Qur’an, jika memang mereka benar bahwa al-Qur’an adalah buatan Muhammad saw, berfirman Allah swt dalam ayat selanjutnya:
bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar.”
Dalam ayat lain Allah menantang orang-orang musrik yang mengatakan bahwa al-quran itu adalah kebohongan, dengan meminta mereka agar dapat mendatangkan satu surat saja yang sama dengan surat yang ada pada al-Quran berfirman dalam QS.Yunus (10:38):
atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."
LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Tafsir (20) Al Quran (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas