Pertanyaan 1⃣:
Ukhty Ida:
Bagaimana cara melatih mendidik generasi kita berikutnya sperti generasi imam syafi'i? Padahal didikan ortu kita sblumnya tdk pernh mengajarkn tu, so terkadang kita jga tersuasanakn dengan didikn masa ortu dlu, 1. Keras, 2. Suka menyalahkan 3. Suka marah, 4. Tidak penting ilmu, akhirnya muncul ana yg penakut, tidak percya diri dan mudh mrh tak menentu padahal ananya berprestasi. Tolong ustad gambarkn bagaimn kita mendidik generasi tpi bsa melupakn didikn yg kurg berkualitas d masa ortu kita dlu?
Jawab:
1# Lupakan pola didik orgtua, lihatlah bagaimana pola didik/ asuh sbgm yg diajarkan Allah dan RasulNya. (Lihat Qs. Annisa: 09, Al Ahzab: 70-71, dll)
2# Seburuk apapun pengasuhan ortu kita dulu, pasti ada sisi baik yg bisa diambil pelajaran. Ambil/ wairi sisi baiknya saja.
3# Kuatkan tekad utk tdk mewarisi 'keburukan' pola asuh ortu shga akan menurun pada anak2 kita d kemudian hari.
4# Upaya melahirkan generasi terbaik selalu diupayakan dg 'memantaskan diri' menjadi ortu terbaik. Selebihnya biarlah Allah berhendak dg segala kuasa dan keadilannya.
Pertanyaan 2⃣:
Ukhty Rini:
Bagaimana cara atau tips membangun kesadaran diri dlm anak agar anak tidak malas dalam beribadah. .??
Jawab:
3 Kunci utamanya:
1# Kedekatan emosi/hati
2# Edukasi bertahap penuh empati
3# Keteladanan dan konsistensi.
Anak akan terbiasa menjalani ketaatan jika sejak awal diberi pemahaman dg cara penuh kebijaksanaan. Ia akan termotivasi tanpa paksaan ketika merasakan bahwa kedua orgtua juga mengamalkan bukan hanya sekedar menasihati/ menyampaikan ajakan.
Pada poin edukasi. Yg paling pokok adalah membangun pondasi ketauhidan, karena inilah motivasi utama dlm setiap amal.
Pertanyaan 3⃣:
Ukhty khansa:
Untuk point 2Ustadz, tentang Gadget. Bahkan mungkin kini sudah menjadi kecanduan. سبحان الله.. bagaimana caranya melepaskan pengaruh gadget dari anak2? Jika dipaksa akan marah dan berontak.
Jawab:
1# Harus dipaksa tapi perlu berhati2 & bertahap. Ibarat paku yg sudah menancap, pasti akan mengeluarkan darah ketika dicabut. Tapi lebih buruk lagi jika tetap dibiarkan menancap.
2# Kurangi scra bertahap durasinya. Awasi konten aplikasinya.
3# Orgtua hrs lbh punya waktu utk mberikan perhatian dan pemahaman yg benar pada anak
4# Pelan2 alihkan pada alternatif lain spt buku atau sarana permainan lain yg lebih melibatkan gerak fisik scr langsung.
Pertanyaan 4⃣:
Mungkin ini diluar tema, namun masih ada hubungannya dg parenting. Bagaimana melembutkan kembali hati sang Anak Ustadz?
Kepada kedua ortu keras. Kepada selainnya lembut dan menghormati.
Ortunya banyak menghabiskan waktu karna bekerja. Baik Ibu dan Ayah. Waktu jumpa dan diskusi minim. Lalu giliran tugas selesai sudah mengantuk.
Apalah ini salah satu penyebab anak jadi tidak patuh dan keras pada ortu Ustadz?
Itu dahulunya ustadz..
Sekarang quality time bersama anak (Ibunya) sudah cukup banyak. Tapi kebiasaan keras kepada ortu masih ada.
Apakah bs dilembutkan kembali Ustadz? Dan bagaimana caranya?
Jawab:
1# hati anak keras disebabkan, diantaranya:
- Perasaan tdk diperhatikan shga ia berpikir "utk apa aku mempedulikan ?"
- Tauhid dan birrul waludain tak kuat tertanam shga ia tak memahami arti "ketaatan dan kedurhakaan"
- Lingkungan yg tdk sehat dlm pertemanan dan juga tontonan/ hiburan.
2# Ortu hrs bertaubat, ikhlas menerima apapun kondisi ananda, jaga kebaikan tutur kata, lebih 'serius' lagi mendoakan utk kelembutan hatinya.
3# di banyak kasus, keridoan ayah mjd kunci utama. Jika ayah mau scr langsung menyampaikan minta maaf pada ananda tentang segala kekurangan selama ini, insyaa Allah hatinya yg keras akan lbh cepat lembut kembali.
4# pantau ibadah wajib yg inti terutama shalat 5 waktu. Sesering mungkin (di waktu senggang) ajak ia utk ibadah bersama.
5# 'manfaatkan' orang yg 'berpengaruh' bagi ananda untk "menasihatinya"
6# terus perbaiki "birrul awladi" (kebaikan ortu pada anak) agar semakin menguat "birrul walidaini" (kebaikan anak pada ortu)...
7# Tidak ada alasan utk berputus asa dan pesimis, selama kita masih bisa berdoa dan berusaha...
Pertanyaan 5⃣:
Namun ada juga yang bilang bahwa : "Wajar, masih anak kecil. Belum tau dan belum Paham"
Apakah dalam kasus itu juga bisa dikategorikan dalam lingkup kewajaran (anak kecil) Ustadz?
Jawab:
1# tdk ada toleransi/ pemakluman dlm perilaku yg menyimpang. Tetap hrs ada upaya edukasi dan pelurusan.
2# pembiaran di masa kecil akan berpotensi melahirkan "kebiasaan" d masa dewasa.
Ortu memang tdk boleh terlalu "serius" menanggapi kenakalan anak, misal dg marah2. Anak melakukan kesalahan karena ia blm "mengerti". Untuk itu salah ketika ortu menyalahkan dan salah juga ketika membiarkan. Beri arahan dan pemahaman sesuai "bahasa" usianya. Terus beri pemahaman meski kesalahan dilakukan berulang2. Lama kelamaan ia akan faham.