بسم الله الرحمن الرحيم
Allah SWT berfirman : Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu... (QS. Al-Ahzab [33]: 59)
Menurut JIL (Jaringan Islam Liberal), perintah berjilbab hanyalah diperuntukkan bagi wanita-wanita Arab saja untuk melestarikan kebudayaan Arab. Jelas ini adalah pendapat yang tidak tahu kontekstual secara baik, kalau dikatakan hanya sebagai mempertahankan budaya, kewajiban berjilbab tersebut justru bertentangan dengan budaya Arab saat itu, di mana mereka belum menutup kepala dan dada, sedang perintah berjilbab untuk menutup kepala dan dada, ini jelas-jelas mengubah budaya.
Lebih lanjut JIL yang dalam hal ini diwakili Ulil Abshar Abdala berpendapat dalam sebuah Seminar tanggal 27-05-2005 di Yayasan Paramadina Jakarta Selatan:
“Ajaran Islam yang tertuang dalam kitab suci al-Qur’an harus dipahami secara kontekstual. Dalam arti, pemahaman yang dibarengi dengan pengetahuan pada konteks dan sejarah yang melatar belakangi ayat-ayat tersebut.”
Pendapat Ulil tersebut ada benarnya harus melihat konteks dan sejarah yang melatar-belakangi, tetapi Ulil salah dan tidak akurat dalam melihat konteks dan sejarah yang melatar belakangi perintah berjilbab, atau sengaja disembunyikan dari peserta seminar. Tentu saja sikap seperti ini tak ubahnya memberlakukan al-Qur’an seperti Thermometer yang penunjukkan angkanya mengikuti suhu udara, dan tentu saja orang yang beragama seperti ini hanya patut disebut sebagai agama Thermometer. Padahal perintah berjilbab, diturunkan bertentangan dengan budaya dan adat jahiliyah ketika itu, bukankah JIL telah berpendapat Al-Qur’an tidak boleh mengatur budaya atau ekspresi kultural, walaupun kultur atau budaya anak muda amat seronoki seronok. Rupanya JIL memang ingin memisahkan umat Islam dari ajarannya dengan memaksakan pendapat bahwa Al-Qur’an harus dipisahkan dengan budaya manusia, al-Qur’an tidak boleh melarang manusia sekalipun telanjang.
Tidak heran dengan kelakuan JIL semacam ini, karena JIL telah didanai oleh ASIA FOUNDATION sebesar 1,2 Milyard rupiah setahun untuk memisahkan umat Islam dari al-Qur’an, kenapa demikian, karena ASIA FOUNDATION membawa misi orang-orang Kristen dan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Hukum-hukum yang ada dalam al-Qur’an harus dikatakan hanya berlaku bagi orang-orang Arab saja, atau hanya berlaku pada zaman Nabi Muhammad saja. Makanya tidak heran pula kalau JIL ini memreteli hukum Islam satu persatu, dan menyatakan tidak ada hukum Islam dalam Al-Qur’an.
Bukan itu saja yang dilakukan JIL, JIL telah menuduh ulama’-ulama’ yang sholeh dan ikhlas dalam memperjuangkan agama Islam, seperti Imam Syafi’i yang dituduh : fiqih Imam Syafi’i telah membelenggu umat Islam selama duabelas abad, tentu saja tuduhan ini dimaksudkan supaya kita membenci ulama’-ulama’ terdahulu dan berubah mengikuti orang-orang JIL.
Beberapa referensi JIL:
1. YOSEPH L. BLAU
Yoseph L. Blau adalah Dosen non muslim Lintas agama di Columbia dan di sepuluh universitas di Amerika, dia mengatakan dalam bukunya :
“Dengan kehadiran Ilmu pengetahuan modern ini, maka semua agama mengalami suatu krisis ditinggal oleh pengikutnya., maka harus diadakan pembaharuan untuk tetap menjaga eksistensi agama itu. Maka semua agama harus menyesuaiakan ajarannya dengan perkembangan manusia modern, kalau tidak agama itu akan mati”
2. HOLD HEIM (1806-1869 M)
Hold Heim adalah orang Yahudi dari gerakan Yahudi Liberal, dia berpendapat : “Walaupun syariat Allah itu dasarnya wahyu dari Allah, wahyu itu diturunkan oleh Allah pada waktu tertentu dan situasi tertentu, maka, wahyu Allah itu tidak berlaku untuk selamanya.”
Pemikian Hold Heim ini juga sudah merasuk ke dalam pemahaman JIL, buktinya JIL dengan sangat tegas menolak hukum Allah SWT : “Sedangkan hukum Tuhan yang diibaratkan kitab undang-undang pidana (KUHP) tak pernah ada, Walaupun pernah diterapkan pada masa nabi , hanya berlaku pada masa itu saja.”
Rupanya Ulil atau JIL hanya mengekor pendapat dari orang Yahudi, yang memang ingin menghancurkan Islam. Jadi sangat mungkin Ulil dan JIL telah tercocok hidungnya oleh orang Yahudi yang telah menggajinya, kalau tidak mengikuti pemikiran Yahudi nanti tidak akan digaji lagi
3. ABRAHAM GEIGER (1810-1874 M)
Abraham Geiger seorang Yahudi yang menjadi tokoh dari Yahudi Liberal, dia berpendapat : “Agama itu selalu berkembang sesuai perkembangan manusia, agama itu selalu berobah sesuai perubahan manusia.”
4. Prof. Dr. Givv dari Inggris.
“Bahwa di abad modern ini, kita dituntut untuk berfikir bebas yang seluas-luasnya. Kita harus berani menafsirkan Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan pemikiran kita sendiri, dengan pemikiran modern ini, tidak usah anda terikat dengan ulama-ulama terdahulu.”
Pendapat dua orang kafir tersebut rupanya telah tertanam kuat dalam pemahaman JIL, lihat saja uraian pada hal 2-3, bagaimana JIL seenaknya sendiri menafsirkan QS.33:59 mengikuti perkembangan jaman yang amoral. Padahal dalam uraian tersebut masih satu contoh ayat saja, padahal JIL merencanakan menafsir ulang seluruh ayat dalam al-Qur’an, tentu dunia ini semakin amoral.
Mari kita ambil satu contoh ayat lagi yang ditafsir ulang dengan seenaknya sendiri oleh JIL :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar… adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah [5]:90)
Menurut al-Qur’an, haram hukumnya Khamar, tetapi menurut JIL hukumnya bisa halal :
“Haramnya Khamar bersifat sekunder dan kontekstual, karena itu, vodka di Rusia bisa jadi dihalalkan, karena situasi daerah itu sangat dingin” Gatra 21-12-2002
Bila mengikuti pendapat JIL, jangan disalahkan kalau seseorang menafsirkan Khamar halal hukumnya di daerah puncak karena dingin, dan berzina juga menjadi halal kalau untuk menghangatkan tubuh yang kedinginan, yang penting tidak ada yang dirugikan, justru akan membantu perekonomian para pelacur. Akan seperti itu jadinya, kalau kita dibiarkan bebas dalam menafsirkan al-Qur’an, kehancuran moral yang akan terjadi.
Anehnya Ulil Abshar CS hanya mengobok-obok ajaran Islam agar memiliki paham liberal, lah kenapa dia juga tidak mengkampanyekan di luar agama Islam