CustomGPT adalah fitur luar biasa yang memungkinkan kita mengatur pengetahuan sesuai kebutuhan, tanpa tergantung pada ChatGPT biasa. Memiliki CustomGPT ibarat punya konsultan, pelatih, mentor, atau asisten pribadi.
Profesi seperti konsultan, coach, mentor, trainer, pendidik, dan da’i memang bisa terdampak AI. Jika kita sebagai da’i yang sudah banyak belajar dan bertanya pada ChatGPT, bagaimana dengan audiens kita?
Tantangan utama adalah memposisikan ChatGPT sebagai teman berpikir dan berdialog, bukan alat untuk menyontek tugas. Bayangkan saat sekolah, kita butuh teman yang diajak diskusi, bukan yang kasih jawaban langsung tanpa proses berpikir. Teman diskusi membantu otak berkembang, bukan cuma mengerjakan tanpa belajar.
ChatGPT sebaiknya digunakan sebagai media brainstorming, analisa, dan evaluasi, tetap dengan prompt yang mendorong berpikir aktif. Prinsip pentingnya adalah:
*Jika Anda pintar, AI juga pintar…*
*Jika Anda bodoh, AI pun demikian.*
Oleh karena itu, penting menjadikan AI sebagai coach atau teman berpikir, bukan cuma mesin jawaban instan.