-->

MAKNA CINTA Vol. III

بسم الله الرحمن الرحيم
Cinta Allah cinta yang tak bertepi”. Begitulah kata pujangga. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya. Salah satu cara dalam menggapai cinta Allah adalah dengan sukaria membaca surat-Nya. Seorang yang mencintai Allah swt tentu saja akan banyak membaca ayat-ayat al-Quran. Membacanya dengan senyap dan penuh penghayatan dengan zhauk yang mendalam akan melahirkan seorang hamba yang mempunyai rasa cinta yang sangat mendalam, sehingga al-Quran menjadikannya menangis dan merasakan penyesalan yang mendalam ketika membaca ayat-ayat azab Allah dan menjadikannya rindu, sayu serta kebahagiaan yang mendalam ketika membaca ayat-ayat rahmat dan ampunan-Nya.
          Imam Nawawi berkata: “Menangis ketika membaca al-Quran merupakan sifat orang yang telah mencapai derajat pengetahuan yang dalam dan lambang bagi hamba-hamba Allah yang shalih. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, ‘Abdullah Ibnu Mas’ud berkata: “Rasulullah saw meminta saya: “Bacakanlah untukku al-Quran”. Saya berkata: “Bagaimana saya akan membacakan untukmu, padahal al-Quran di-turunkan kepadamu.” Rasul menjawab: “Ya, (tetapi) saya ingin mendengarnya dari selain saya.” Maka saya membaca surat An-Nisa’ hingga sampai pada ayat:“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).”(An-Nisa’: 41). Beliau bersabda: “Cukup!” Dan kedua mata beliau menangis, air matanya membanjiri wajahnya.
          Ibnu Battha’ berkata: “Rasulullah SAW menangis ketika dibacakan ayat ini karena beliau membayangkan dirinya akan kedahsyatan hari Kiamat ketika beliau dipanggil untuk menjadi saksi atas umat-umatnya dan permohonan syafa’atnya bagi orang-orang di Padang Mahsyar. Dan ini adalah perkara yang berhak ditangisi berkepanjangan.”
Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. [QS. al-Muzzammil: 2]. “Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Quran”. [QS. al-Muzzammil: 20]. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? [QS. Al-Qamar: 32]
          Sedangkan tanda-tanda yang paling utama bagi seorang hamba yang cinta kepada Allah swt adalah orang yang memenuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Allah swt berfirman dalam surat asy-Syura ayat 38: Dan (ciri-ciri bagi orang yang beriman dan bertawakal adalah) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya.
          Dalam menjelaskan inti ajaran Islam, Rasul saw menegaskan “Sesungguhnya Allah swt mewajibkan beberapa hal maka jangan kalian lalaikan, Allah swt membuat batasan-batasan maka jangan diterjang dan Allah swt mengharamkan beberapa hal maka jangan dilanggar...”  (H.R. at-Tirmidzi). Dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim Rasul saw bersabda: apa yang saya larang darikalian maka tinggalkanlah dan apa yang saya perinahkan kepada kalian maka lakukanlah sesuai kemampuan kalian.
          Kedua Hadis di atas mengajarkan bahwa inti agama Islam dibangun atas dua dimensi spiritual yaitu melaksanakan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Oleh demikian, siapa yang melalaikan hal tersebut maka ia telah zalim dan mencelakakan dirinya sendiri dan hendaklah seorang muslim menjadikan perhatiannya terhadap dua hal tersebut lebih utama dari pada yang lain.
          Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik ra bahwa ia berkata: Pernah seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu bertanya: Wahai Rasulullah kapan hari kiamat datang? Beliau bersabda: Apa yang kamu persiapkan untuknya? Ia menjawab: cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasul-Nya. Beliau bersabda: Engkau akan bersama orang yang kamu cintai. Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 132: “Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) semoga kalian mendapatkan rahmat-Nya”. Wallahu muwaffiq

LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Al Quran (19) Tafsir (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas