-->

Karakter Orang yang Bertakwa


Karakter Orang yang Bertakwa
وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين، الذين ينفقون في السراء والضراء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين، والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, 134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji (faahisyah) atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. (Qs. Ali Imran: 133-135)
Setidaknya ada lima karakter sebagai tanda khas yg membedakan orang-orang yang bertakwa daripada orang lain sebagaimana tersurat pada ayat-ayat di atas. Pertama, orang-orang yang bertakwa senantiasa menafkahkan hartanya baik dalam keadaan lapang (berkecukupan) ataupun dalam keadaan sempit (kekurangan). Kesulitan bagi seorang yang bertakwa tidak akan menjadi halangan dan beban untuk berinfak semampu  mungkin. Infak yang Allah swt perintahkan dapat terealisasi sesuai kemampuan seorang hamba itu sendiri karena Allah swt tidak membebani hambanya diluar kemampuannya dan kesanggupannya, sehingga Rasulullah saw menganjurkan untuk senantiasa berinfak walaupun dengan sebiji kurma:
اتقوا النار ولو بشق تمرة فمن لم يجد فبكلمة طيبة
Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (berinfaq) sebutir kurma dan siapa yang tidak mampu maka bersedekahlah dengan kalimat (berkata-kata) baik” (Muttafaq ‘alaih).
Jelas sekali bahwa hijab antaranya dengan api neraka akan terbentuk dengan ber­infaq walaupun dengan sebiji kurma. Bahkan jika tidak memiliki harta cukup dengan untaiyan kata-kata yang baikpun dapat dikatakan infak atau sedekah.
الكلمة الطيبة صدقة
Berkata-kata kalimat yang baik adalah sedekah. (Muttafaq ‘alaih).
Kedua, sifat orang yang bertakwa adalah selalu mengendalikan hawa nafsunya ketika marah. Allah swt tidak melihat hambanya yang kuat dari segi fisik dan materi. Islam mengajarkan umatnya agar mampu menundukkan hawa nafsunya dan mengendalikan emosinya ketika amarahnya memuncak bahwa yang demikian itulah yang dikatakan orang yang kuat dalam agama Islam, sebagaimana sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim:
قال ليس الشديد بالصرعة إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب
Orang yang kuat bukanlah orang yang jagoan dalam gulat (kuat fisiknya), namun orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.
Ketiga, perilaku orang bertakwa adalah memaafkan. Orang yang memaafkan itu lebih berat dan jauh lebih utama dibanding orang yang meminta maaf. Memaafkan berarti berusaha menghapus segala kesalahan orang lain yang pernah menyakitinya, melukainya atau menyengsarakannya. Demikianlah Allah swt selalu memberikan motivasi kepada hambanya agar dapat memaafkan orang lain. Allah swt berfirman dalam surat an-Nur: 22
ولا يأتل أولو الفضل منكم والسعة أن يؤتوا أولي القربى والمساكين والمهاجرين في سبيل الله وليعفوا وليصفحوا ألا تحبون أن يغفر الله لكم والله غفور رحيم
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Keempat, karakter yang terbentuk dalam jatidiri seorang yang bertakwa adalah senantiasa berbuat baik, sehingga hubungan sesama manusia akan terjalin dengan baik, harmonis dan nyaman karena satu sama lain saling berbuat baik. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meraih karakter keempat ini, seperti menolong dan membantu orang yang tekena musibah sampai menyelesaikan masalah dan persoalan yang sedang menimpa orang lain, menziarahi orang yang sakit kemudian mendoakannya dan banyak lagi. Dalam satu untaian syair dikatakan, sebaik-baiknya manusia adalah orang yang  paling bermanfaat bagi orang.  Sekecil apapun manfaatnya yang bisa dirasakan orang lain karena perbuatan baik pasti Allah swt akan membalasannya. Allah swt berfirman dalam surat a-Zalzalah ayat:7
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
Dalam surat al-A’raf ayat: 56 Allah swt berfirman:
إن رحمت الله قريب من المحسنين
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Kelima, tak ada gading yang tak retak” itulah pepatah yang sering kita dengar, bahwa tidak ada manusia di bumi ini yang luput dari dosa oleh karenanya cepat menyadari kesalahan lalu beristighfar adalah  karakter utama orang yang bertakwa, empat belas abad yang silam Rasulullah saw bersabda  setiap dari anak adam pasti mempunyai kesalahan dan sebaik-baiknya (orang yang mengambil hikmah dari) kesalahan itu adalah orang yang bertaubat.
Teladan kita “sang pencerah” Rasulullah saw adalah orang yang paling dekat dengan Allah swt namun demikian beliau selalu meminta ampun setiap harinya tidak kurang dari tujuh puluh kali bahkan dalam suatu riwayat beliau beristighfar tidak kurang dari seratus kali, hal tersebut memotivasi umatnya agar senantiasa beristighfar meminta ampunan kepada Allah swt.
Ituah gambaran sifat-sifat orang-orang yang bertakwa yang disebutkan di dalam surat Ali-Imran, bagi mereka yang memenuhi syarat diatas Allah swt menjanjikan balasan yang menjadi harapan setiap manusia yaitu berupa ampunan, selamat dari siksaan, mendapat pahala yang besar dan memperoleh surga yang lebarnya antara bumi dan langit. Itu semua adalah sebaik-baik balasan dan imbalan Allah swt terhadap amal yang telah mereka lakukan dan sesungguhnya Allah swt tidak akan menyia-nyiakan kebaikan hambanya.
فإن الله لا يضيع أجرَ المحسنين
sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. [QS: Hud: 115]

LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Al Quran (19) Tafsir (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas