-->

Jabal Rahmah dan Pengalaman Dakwah ed. II

Posted by Picasa
Jabal ar-Rahmah adalah gunung yang terdapat tugu (seperti terlihat di belakang berwarna putih) yang di abadikan untuk mengingat akan kisah bertemunya Nabi Adam as dan Sayyidah Hawa
Nostalgia
Sebagai salah satu utusan Prof Dr KH Ali Mustafa Yakub yang di tugaskan berdakwah ke Papua, kami yang di tempatkan di Jayapura rencananya setelah bulan Ramadhan lalu akan terbang menuju Wamena yang berada di puncak pegunungan untuk mengembangkan dakwah Islam di sana. Menurut ustad Adnan Yenipele - salah satu teman kami, muslim berkulit hitam asli Wamena- di sana memang banyak non muslim tapi ada satu kampung yang penduduknya mayoritas muslim, bahkan disana ada satu pesantren namun, walaupun begitu sebagian muslim di sana masih kuat dengan tradisi memelihara babi. Wamena medannya cukup berat, dari lapangan terbang Sentani Jayapura, kita harus menggunakan pesawat udara lagi. Sebab, ke sana hampir tidak mungkin melalui jalur darat dan sampai saat ini jalur udara itulah satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk mencapai Wamena. “Untuk mencapai Wamena, pesawat harus melalui celah di antara dua bukit, bila cuaca sedang tidak bagus sehingga celah itu berkabut, pesawat biasanya kembali ke Bandara Sentani,” tutur bapa Iskandar –salah satu pengurus masjid yang di bangun presiden Soeharto di Jayapura-. “Kesan primitif sangat terasa jika berada di Wamena seperti biasa kita lihat di televisi, yang perempuan mengenakan sali (rok dari kulit kayu), sedangkan yang laki-laki memakai koteka, maka orang yang pergi ke Papua jika belum merasakan Wamena sesungguhnya ia belum ke papua karena di sanalah tradisi papua yang masih asli”, itulah kondisi masyaarakat Wamena yang di sampaikan ustad Dr Toni Wanggai, - salah satu kenalan kami, muslim kulit putih keturunan asli Papua- kepada kami.
Untuk melanjutkan perjalanan ini tidak mudah, setelah adanya banyak kejadian mengenai pemberontakan OPM yang memilih opsi disintegrasi (kemungkinan besar terjadi karena kesejahteraan masyarakat Papua asli begitu rendah) itulah yang kami rasakan di Jayapura di sana-sini banyak kejadian yang mengerikan dan memilukan hati, sehingga tidak ada pilihan lain, kami terpaksa menunda rencana itu dan menetap di Jayapura. Alhamdulillah ada masjid yang meminta kami menjadi imam tetap dan bersedia memberi tempat untuk kami tinggal.
2X6 meter
Masjid itu bernama Nurul Iman, letaknya sangat strategis di samping jalan di kota Jayapura tepat berada di komplek PT. PLN yang dijaga ketat oleh pihak keamanan, di samping masjid itulah kami tinggal. Kamar di samping masjid yang kami diami itu pada awalnya gudang berukuran kurang lebiih 2X6 meter, cukup untuk melepas lelah –istirahat-  tidur, baca buku dan lain sebagainya, kamar mandi tersedia di samping masjid. Untuk mencuci pakaian, satu minggu sekali kami mesti pergi ke kloofcamp yang jaraknya kurang lebih 2km, disana ada rumah dan majlis taklim bertingkat tiga tempat kami mengajar. Kami tidak mencuci di masjid sebab tidak ada ruangan untuk mencuci dan menjemur, lebih-lebih kerapihan dan keindahan masjid yang tepat di depan kantor PT. PLN harus dijaga.
Safari
Banyak daerah di Jayapura yang telah kami kunjungi dan banyak pengalaman yang kami dapat dari kunjungan itu, di antara tempat yang pernah kami kunjungi di Jayapura adalah kawasan transmigrasi Besum dan sekitarnya, Koya, Arso dan lainnya. Ketiga tempat itu dapat ditempuh dengan perjalanan darat dan menghabiskan waktu kurang lebih lima jam dari tempat kediaman kami. Namun, ada satu kunjungan yang sangat saya ingat dan memberikan pengalaman tak terlupakan pada diri saya. Daerah itu adalah Arso disanalah kami melihat pesantren yang sangat menggugah rasa iba karena dengan kondisi bangunan yang sudah agak tampak rusak kami masih menemukan semangat anak-anak yang giat belajar menuntut ilmu agama di pesantren tersebut.
Selain itu ada Waena, di daerah bukit waena itu terdapat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jayapura, sekolah tinggi ini memang sesuai dengan letaknya yang tinggi berada di bukit Waena, kurang lebih membutuhkan waktu satu jam dari tempat kami, di sana kami diajak untuk silaturahim kerumah salah satu teman yang letaknya berada di bawah STAIN Jayapura, letaknya yang begitu tinggi dan jauh dari keramaiyan menjadikannya tempat yang sangat kondusif untuk aktifitas belajar mengajar, untuk referesing pun tidak perlu jau-jauh karena tinggal keluar kelas kita dapat melihat pemandangan Jayapura dengan danau sentaninya.
Untuk mengengenali alam Papua kamipun diajak oleh teman untuk silaturahim ke rumanya yang berada di Skyland. Skyland sesuai dengan namanya (tanah atau negeri langit) ia adalah daerah yang sangat tinggi (semacam bukit) di Jayapura yang dihiasi pemandangan lautan nan terbentang luas yang mengelilingi pulau kecil di sampingnya, jika sudah tiba di sana biasanya kami disajikan minuman es kelapa bersama-sama sembari menikmati indahnya ciptaan Allah tersebut.
Berawal dari tahlil dan barzanji
kegiatan tahlil adalah suatu tradisi untuk menanamkan tauhid dan ajaran-ajaran Islam secara perlahan ditengah-tengah masyarakat yang sibuk dengan  bekerja  dan hiruk pikuk dunia. Tidak mau kalah, kebiasaan yang melekat di tanah Jawa ini ternyata sudah menjadi tradisi  pula di jayapura yang mungkin di bawa oleh ustad dan ustazah dari Jawa. Majlis taklim yang beranggotakan husus kaum ibu dan majlis taklim yang beranggotakan husus kaum bapa ini menggelar tahlilan di malam hari satu minggu satu kali, misalnnya saja di Majlis Taklim kaum bapa dan kaum ibu Nawa Kartika Kloofcamp dan Majlis Taklim Baiturrahim Kotaraja Luar.
Dikatakan sebagai tahlil, karena memang dalam pelaksanaanya lebih banyak membaca kalimat-kalimat tahlil yang mengesakan Allah seperti 'tahlil' (membaca lailaha illallah) oleh karenanya kami selalu menyampaikan pesan di majlis-majlis taklim tersebut dengan pesan sahabat Wahb bin Munabbah  مفتاح الجنة لا اله الا الله kunci surga adalah membaca  kalimat laa ilaaha illallah” dan pesan Rasulullah مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْأً دَخَلَ الْجَنَّةَ "Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, niscaya akan masuk surga”. Keduanya diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam bab al-Janaiz.
Fenomena yang terlihat di masyarakat Jayapura ada beberapa jenis pelaksanaan tahlilan umumnya dipakai untuk persembahan rasa  gembira yang disebut syukuran seperti melahirkan anak dengan selamat, untuk peristiwa sedih seperti kematian atau untuk meminta perlindungan seperti pindah rumah, menempati rumah baru, awal membuka usaha, ada juga yang meminta kami membaca tahlil agar motor barunya bisa di jadikan rejeki yang berkah, agar melahirkan dengan selamat, agar naik haji dengan selamat fenomena ini disebut selamatan (mohon perlindungan), dan ada juga untuk meminta agar di qabulkan permintaannya yang disebut hajatan. Tradisi tahlil dalam masyrakat papua juga sering disebut dengan kata bakar kemenyan.
            Minta Qasidahan
Setelah saya mengisi ceramah sekaligus memimpin tahlil rutin mingguan dan dilanjutkan dengan barzanji -karena kebiasan di sini merayakan ulang tahun dengan barzanjian- di majlis taklim Nawa Kartika komplek klofcamp Jayapura, di tengah-tengah ceramah kami sisipkan kenangan dulu di pesantren jika membaca barzanji dan solawat di iringi dengan rebana, kami katakana jika memakai rebana dapat mengundang yang lain karena suaranya yang nyaring, kemudian kami usulkan kepada ketua majlis taklim untuk memakai rebana dan Alhamdulillah di tanggapi dengan positif dan sangat baik bahkan, satu minggu kemudian mereka langsung memesan alat-alat rebana di Surabaya. Alhamdulillah setelah itu majlis taklim ibu-ibu mulai belajar rebana untuk syiar dan menghidupkan sunnah-sunnah (tradisi. red) agama Islam di jayapura.
Di majlis taklim ini kami memimpin tahlil kaum ibu terkadang dengan barzanji setiap malam senin, Untuk kaum bapa di lakukan setiap malam sabtu secara rutin di satu tempat bernama Majlis Nawa Kartika yang dikepalai ust Hafiduddin Miftah. Jaraknya kurang lebih 2km atau berjalan kaki sekitar 15 menit dari kediaman kami, selain itu kami juga mengajar ngaji anak-anak setiap malam selasa dan jum’at di tempat tersebut secara rutin terkadang kami selingi malam jum’at untuk mengajar al-Quran kepada salah satu mahasiswa YAPIS. Lalu di malam rabu dan kamis mengajar mengaji salah satu pegawai dan masyarakat di masjid kediaman kami.

Borongan dan sulitnya merubah tradisi
Hari sabtu dan minggu jarang sekali ada jamaah, lebih-lebih hari minggu karena hari itu adalah waktu libur sebagian para pedagang dan seluruh pegawai kantoran. Tradisi di masjid kami di antaranya siapa saja boleh mengumandangkan azan sekaligus iqomah, namun terkadang kami yang tinggal di masjid harus melantunkan azan dan iqomah sebab tidak ada yang bersedia azan, dan selepas itu tidak ada pula yang mau jadi imam maka terpaksa kami kembali yang maju menjadi imam. Selain kebiasan ini masih ada kebiasaan-kebiasaan lainnya di masjid ini misalnya tidak ada qabliyah magrib dan jumat. Sulitnya untuk merubah tradisi, jika belum sempat dibicarakan atau diumumkan karena berbeda sedikit dengan tradisi lama langsung menjadi pertanyaan (keluhan) jamaah, kesulitan ini karena faktor  penyampaian ilmu kepada jamaah secara menyeluruh tidak dapat dilakukan dengan dakwah bil lisan. Terbatasnya waktu para jamaah menjadi faktor utama, bagaimana tidak’  jamaah kami adalah mayoritas pegawai dan pedagang yang keduanya hanya dapat meluangkan waktu sedikit (cukup untuk solat), jika shalat selesai maka selesailah masjid ini dan kosonglah kembali, tetapi kami tidak kehilangan akal kami mencoba berdakwah melalui tulisan yang dibagikan gratis, kami membuat tulisan-tulisan mengenai ibadah dan lain sebagainya, di samping itu kami membuat buletin jum’at secara rutin menggunakan printer yang kami bawa dari Jakarta kemudian diperbanyak dengan difoto copy dan alhamdulillah tanggal 23 desember lalu sudah keluar edisi ke sepuluh dan sebagian tulisannya kami unggah ke www.dpryes.co.cc.

Banyak tradisi unik
Malaria, babi, anjing dan nenek
Jangan terlambat makan….!, jangan tidur di pagi hari dan minumlah obat anti malaria…! itulah pesan pertama yang kami terima dari mayor Imam subuki –salah satu tentara kenalan kami- dan setiap yang mengetahui awal keberadaan kami di Bumi Cendrawasih ini menasehati seperti demikian. Mengapa itu terjadi? Karena, di antara kebiasaan husus daerah Papua dan menjadi fakta di khalayak umum adalah wabah demam berdarah (dbd) yang menyerang kepada warga pendatang. Bulu kuduk kami merinding dibuatnya sebab salah satu imam masjid di Kota Raja yang pernah merasakannya dua kali (sampai absen dua bulan karena menelan waktu perawatannya di rumah sakit) pernah bercerita kepada kami demikian mengerikannya, akhirnya kami membeli obat pencegah dbd dan Alhamdulillah hingga sekarang sehat wal afiyat dan mudah-mudahan Allah swt senantiasa memberikan kesehatan selalu kepada kami.
Ada hal unik tentang babi dan anjing, keduanya memiliki harga yang sangat mahal, bahkan lebih mahal ketimbang manusia. Apabila ada dua pilihan antara menabrak babi dan nenek-nenek maka pilihannya menabrak nenek-nenek, mengapa? Karena tradisi di sini, menghitung kerugian dengan cara menghitung jumlah buah dada dan menghitung anak yang ada di kandungnya jika hamil dan perkiraan keturunannya, jika buah dada babi tersebut enam maka harganya dikalikan enam, jika sedang mengandung dua anak maka harganya dikalikan dua, jadi harga satu babi sama dengan enam buah dada ditambah dua sama dengan delapan maka harganya dikalikan delapan. Jika harga babi delapan juta dikali delapan sama dengan enam puluh empat juta rupiah, harga yang sangat fantastis, belum sampai situ, jika keturunan babi ini diperkirakan hidup sampai tujuh turunan maka di kalikan lagi dan silahkan anda yang menjumlahkannya.
Jika di pemda Jakarta ada larangan buang sampah sembarangan maka di pemda Jayapura ada tambahan larangan yaitu dilarang buang ludah pinang sembarangan, permen karet orang Papua adalah buah pinang di samping hasiatnya pinang juga murah, harum dan mudah di dapati namun dampaknya sangat merisaukan, ludahnya yang berwarna merah bisa menutupi cat dinding rumah, perkantoran, mobil, trotoar dan jalannya, sarana dan prasarana umum lainnya. Jika kita berada di kota jayapura maka mudah sekali mendapatkan buah pinang sekaligus ludahnya, tidak kurang dari sepuluh meter maka di situlah mama-mama Papua menjual buah pinang, hingga di plosok desa sekalipun ada yang menjualnya, bahkan di tengah-tengah gelap gulitanya malam jika masih ada lilin yang menyala maka tandanya ada  mama-mama yang jual pinang. Uniknya lagi  memang yang bekerja untuk menjual baik di jalanan dan di pasar adalah mama-mama Papua.
Hari ini walaupun sudah ada timbangan dan kiloan, tradisi menjual dengan gundukan masih biasa dilakukan di sini, bukan hanya buah pinang yang di jual gundukan tetapi buah-buah lainnya seperti jeruk, jambu, alpukat dan lainnya di jual dengan cara gundukan dan dengan harga taksiran. Kami pernah mencoba membeli buah jeruk kepada mereka dengan harga yang tidak dapat di tawar lagi. salah satu kawan kami yang lahir di Papua, ia pernah merasakan dulu mama-mama papua jual cabe bersama pohonnya dengan harga cabe dan dengan harga yang tidak dapat ditawar, jika ada yang berani menawarnya maka pohon dan cabe itu akan diinjak diinjak di depan sang penawar sebagai tanda cacian dari mama-mama penjual tersebut.
Dilarang berhubungan tanpa kondom. Free sex di Papua memang sangat mengejutkan, sudah menjadi rahasia umum penyakit HIV terbanyak diraih olehnya, salah satu ustad yang kami kenal dekat dengannya, pernah menyelamatkan perempuan-perempuan yang di iming-imingi pekerjaan di Papua, padahal ia diberangkatkan untuk dijual dan dijadikan sebagai PSK. Pemda terkait melokalisasi hal tersebut untuk meminimalisir free sex dan penyakit HIV di antaranya melegalkannya di sebuah gedung di pinggiran danau Sentani (danau terbesar di Papua) ketika kami berkunjung ke salah satu teman kami di daerah Sentani kami melihat tempat lokalisasi tersebut bertuliskan “dilarang berhubungan tanpa kondom”.
Humor Papua
Hitam, kriting, pekerja keras dan seram itulah pikiran orang mengenai sang penghuni asli Tanah Papua. Walaupun kelihatannya memang demikian, sesungguhnya mereka juga manusia yang tidak ada bedanya dengan yang laian diantaranya merekapun dapat bercerita humor, terlebih ada siaran husus lawak ala papua di televisi lokal bahkan, di setiap koran harian Papua pun ada tulisan husus mengenai cerita-cerita lucu ala Papua
Misalnya yang kami ambil dari salah satu media dengan judul namanya nangka: Ada mama kepasar beli anak babi, mama bingung karena tidak ada taxi (sebutan untuk angkot papua) yang mo (mau) angkut dia...........mama ko putar otak lalu dia kasih masuk anak babi dalam karung beras, lalu de berdiri dengan tenang dan tra (tidak) lama kemudian angkot berhenti tepat di depan mama, trus bilang ayo mama naik............sopir tanya mama itu apa? mama jawab," kenapa ko (kamu) tanya-tanya INI NANGKA !"...
sopir bilang, "kalau babi tra bole naik angkot" Perjalanan baru 10 menit babi didalam karung dia bunyi ngrok ngrok............ sopir dia injak rem mendadak hampir-hampir  mobil dia mo tabalik, baru sopir de pu (punya) marah saja, "  mama ko kabualan (berbohong) saya eeh!". Mama bilang, "sa (saya) kabualan ko apa ?"
Sopir de bilang, "Tadi ko bilang itu NANGKA ternyata BABI!!", mama dia ganas trus bilang deng sopir," Memang ini BABI tapi dia pu nama NANGKA
, jadi tra bayar dong!!!"
LihatTutupKomentar

القرأن حجة لنا


Membaca Al-Quran secara rutin tiap hari dengan metode: ”فَمِي بِشَوْقٍ“ Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. - Huruf “mim” maksudnya dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya dimulai dari surah qaf hingga akhir mushaf yaitu surah an-nas. Channel

murajaah

Literature Review

fikih (184) Tasawwuf (122) Local Wisdom (59) hadis (51) Tauhid (45) Ilmu Hadis (28) Bahasa Arab (25) Kebangsaan (23) Moderasi Beragama (22) Biografi (20) Al Quran (19) Tafsir (19) ilmu tafsir (2)

Dendam

Total Tayangan Halaman

HEAD

kongko bareng emte

Foto saya
belajar sepanjang hayat, santri berbahasa Arab dan Inggris dari Sukabumi Jawa Barat yang meretas dunia tanpa batas