بسم الله الرحمن الرحيم
Kedua. Seorang yang sedang jatuh cinta mesti selalu ingin berduaan untuk menyampaikan isi hatinya, karena setiap anak adam yang lahir di dunia ini pasti mendambakan sentuhan mesra saat berduaan. Bayangkan siapapun yang hidup di dunia ini pasti tidak luput dari masalah duniawi, karena masalah di dunia ini tidak akan pernah habis terkuras oleh karenanya banyak manusia yang ingin mencurahkan isi hatinya kepada pasangannya. Kata “isi hati” memang sangat menarik untuk direnungkan, terutama bagi orang-orang yang mampu menghayati apa arti hidup ini yang sebenarnya. Peran hati ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja dan tunduk atas perintah hati. Suasana dan lingkungan sekitarnya dapat melatarbelakangi sehingga isi hati itu dapat berubah-ubah. disinilah peran hati sangat menentukan. Ingin baik atau ingin jahat, mau jujur atau berdusta, tergantung bagaimana hatinya.
Namun, bagi seorang mukmin apapun masalah yang menimpanya, hatinya selalu menyimpannya rapat-rapat dan hanya akan ia curahkan kepada Tuhannya seraya meminta jalan keluarnnya. Sesungguhnya Allah swt mengetahui isi hati hambanya
ان الله عليم بذات الصدور
Sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati (mu)[QS: Al-Maidah ayat:7]
Allah swt mengundang hambanya yang ingin mencurahkan hatinya lebih dekat lagi untuk berdoa, beribadah dan meminta ampunan-Nya yaitu di waktu malam.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.[QS al-Isra 79]
Ditengah-tengah lelapnya manusia dari tidur di malam hari, seorang mukmin bangkit dan bergegas dengan semangatnya untuk menunaikan shalat tahajjud sebagai tanda rasa kangen ingin bertemu Dzat yang ia cintai Dzat yang maha pengasih dan penyayang. Bagi seorang mukmin seakan–akan waktu pagi, siang dan sore baginya tidak cukup untuk meluapkan rasa cintanya kepada Allah swt bahkan, waktu yang diberikan selama satu hari satu malam masih kurang lama untuk mengungkapkannya karena sesungguhnya nikmat Allah swt itu banyak dan tidak akan pernah terhitung. Di malam itu ia menangis karena karena takut akan siksa dan azab-Nya di sisi lain ia gembira karena kasih ampunan dan kasih sayang-Nya lebih luas dan tiada batas.
Di malam itulah seorang mukmin mengungkapkan dan memanjatkan rasa syukur bahagia suka dan duka yang ia terima dari takdir yang telah ditetapkan oleh Allah swt, sehingga disitu pula lah Allah swt mengangkat derajat hambanya yang bangun di malam hari hanya untuk menjawab undangan-Nya dan memohonkan ampunan-Nya dan Allah swt menjanjikan baginya surga, hal ini diabadikan-Nya dalam al-Quran surat adz-Dzariyat ayat 15-18:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وبالأسحار هم يستغفرون
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air. sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
