WA MA ARSALNÂKA ILLÂ RAHMATAN LIL’ÂLAMIN
|
PT. PLN (Persero, Jl. Ahmad Yani No.14 99222, Gurabesi, Kec. Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua 99222 |
Para Nabi semuanya datang membawa ajaran tauhid mengajarkan bahwa Allah swt itu Esa, tidak ada tuhan selain-Nya, Pencipta alam semesta. Allah swt tidak membutuhkan kepada siapapun dan selain-Nya membutuhkann-Nya. Sesungguhnya Allah swt tidak menyerupai mahluk-Nya. Para Nabi semuanya mrengajarkan bahwa Allah tidak membutuhkan pada ars, kursi dll. Akidah Ahlus-Sunnah mengikuti akidah para Nabi yaitu Allah swt ada tanpa tempat arah, akidah ini adalah kunci masuk surga.
Adapun ketika kita berdoa mengangkat tangan ke langit bukan berarti Allah swt ada di langit melainkan langit adalah kiblat orang berdoa yaitu tempat turunya rahmat Allah swt, sebagaimana orang solat menghadap ka’bah karena ia kiblat bukan berarti Allah ada di ka’bah. Allah swt telah ada sebelum adanya langit, langit memiliki permulaan dan memiliki penghabisan sedangkan Allah ada tanpa memiliki permulaan dan memiliki penghabisan Allah swt tidak membutuhkan tempat dan arah. Inilah akidah para Nabi, Malaikat dan seluruh mayoritas umat Islam. Peliharalah akidah ini dan ajarkanlah kepada anak-anak, bela dan perjuangkan akidah ini karena sekarangini sudah banyak orang yang masuk ke negri ini mengajarkan akidah yang bertentangan meracuni akidah anak-anak yang ada di bangku kuliah.
Jangan menerima akidah baru, karena akidah para ulama Indonesia adalah akidah Ahlus-Sunnah, mufti Jakarta misanya sayyid Usman bin Yahya beliau mengajarkan sifat isyrûn, syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi, syaikh Sirajuddin Abbas dari Sumatra, syaikh Mahfud at-Tarmasi Pacitan, syaikh Hasyim Asy’ari dan banyak lagi ulama Indonesia yang mengajarkan akidah ini.
Jagalah lidah ini dari perkataan yang menyalahi akidah ini karena sebagian orang ketika bercanada melakukan perkataan yang melewati batas, halal dikatakan haram padahal mereka tahu atau berkata seorang muslim kepada muslim lainnya wahai kafir dan memanggil Rahman kepada yang memiliki nama Abdurrahman padahal Rahman adalah asma Allah swt dan kadang ketika sebagian orang keluar dari jalan dengan membuka aurat kemudian dikatakan ia sedang bersedekah, Naudzubillahi min dzalik.