وَيسن أَن يقْرَأ بعد ذلِك مع رفع الْبَصَر كَما فِي الشَّهَادَتَيْنِ من غير رفع الْيَدَيْنِ سُورَة إِنّا أَنزَلْناهُ لخَبر من قَرَأَ فِي أثر وضوئِهِ {إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَة الْقدر} الْآيَة مرّة وَاحِدَة كَانَ من الصديقين وَمن قَرَأَها مرَّتَيْنِ كتب فِي ديوَان الشُّهَدَاء وَمن قَرَأَهَا ثَلَاثًا حشره الله محشر الْأَنْبِيَاء رَوَاهُ الديلمي عَن أنس
"Dan disunnahkan setelah membaca doa wudhu', membaca surat إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَة الْقدر , sambil memandang ke langit seperti dalam membaca dua kalimat syahadat (dalam doa wudhu), tanpa mengangkat tangan. Karena ada hadits, "Barangsiapa yang setelah wudhunya membaca {إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَة الْقدر} satu kali, maka dia termasuk golongan para Shiddiqin. Dan barangsiapa membacanya dua kali, maka dia ditulis didalam buku catatan orang-orang yang mati syahid. Dan barangsiapa yang membacanya tiga kali, maka Allah akan mengumpulkannya dengan golongan para Nabi." (HR. Ad-Dailami dari Anas) [Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Kitab Nihayah al-Zain, halaman 24]