Kenyataan hari ini, shalat sunnah Tarawih jauh lebih tenar dibanding ibadah i'tikaf 10 akhir Ramadhan, padahal:
1. Tarawih dilakukan Nabi berjamaah di masjid cuma dua malam saja, baru dilakukan kembali berjamaah di masjid dengan satu imam di masa Khalifah Umar bin Khattab. Sementara i'tikaf dilakukan Nabi tiap tahun di masjid, yang juga diikuti oleh istri-istri beliau, bahkan setelah nabi wafatpun, sunnah ini tetap diteruskan oleh Ummahatul Mukminin (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Ketika Nabi tidak melaksanakan i'tikaf di bulan Ramadhan, beliau qadha i'tikaf di bulan Syawwal, segitu pentingnya i'tikaf bagi beliau (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Di tahun terakhir sebelum beliau wafat, beliau beri'tikaf sampai full 20 hari lamanya (HR. Bukhari).
Sebegitu bersungguh-sungguhnya beliau menghidupkan ibadah i'tikaf, namun sayang.... i'tikaf tidak tren sama sekali di zaman ini, dari ratusan masjid yang ada di Batam ini, bisa dihitung jari masjid yang menghidupkan i'tikaf, tapi kalau tarawihan, orang yang jarang-jarang shalat wajibpun hadir juga tarawihan di malam pertama kedua Ramadhan. Rata-rata masjid penuh sesak oleh jamaah Tarawih.
Mari... Kita hidupkan ibadah i'tikaf di 10 akhir Ramadhan